Masyarakat Sijuk Belitung Megadakan Ritual Adat Muang Jong
Muang Jong/Selamat Laut
merupakan bagian dari budaya dan adat istiadat masyarakat Belitung. Akan tetapi banyak cerita yang mengawali hadirnya kegiatan ritual tahunan tersebut di desa-desa ataupun kecamatan yang ada di Pulau Belitung ini.
Diantaranya asal usul Muang Jong di Kecamatan Sijuk. Ritual adat Muang Jong di Kecamatan Sijuk bermula pada tahun 1914 dimana peristiwa ini berawal dari seorang tokoh masyarakat yang bernama Kik Cidok yang membuka lahan untuk perkebunan di pantai Telok Limau. Dikarenakan hal tersebut penunggu/Iblis yang berada ditempat tersebut mengacau ke kampung-kampung, karena merasa terganggu dan tidak senang.
Para pemuka tokoh adat masyarakat membahas kejadian tersebut. Dan salah satu dari mereka pergi ke Aik Batu Buding untuk menemui dukun Kik Pilok. Setelah datang ke Tanjong Tinggi, Dukun Tanjong Tinggi yang bernama Kik Datang, meminta Kik Pilok untuk mengadakan selamatan kampung yang setelah dilaksanakan keadaan kampung berangsur-angsur membaik. Ternyata para penunggu/iblis yang mengganggu dipindahkan ke pinggir pantai dan membuat Kepala Suku Sawang yang bernama Itik dan Dudok meminta mengadakan selamatan laut atau saat ini dikenal dengan nama Muang Jong dengan mengadakan berbagai sajian untuk diantar ke tengah laut. Sebelum diantar ke tengah laut pada malam hari ada ritual tarian dari Suku Sawang.
Kegiatan Muang Jong ini terus berlanjut tiap tahunnya dan diadakan pada bulan Oktober menjelang musim barat. Kegiatan ini merupakan perjanjian Kepala Suku Sawang dan Dukun Kampong untuk menyelenggarakan ritual di tiap tahunnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik di darat ataupun di laut. Pada masa Jepang masyarakat banyak meninggalkan perkampungan dan ritual itupun sempat vakum selama beberapa tahun dan pada akhirnya ritual tersebut terselenggara kembali hingga saat ini.
Sumber: Masyarakat Kecamatan Sijuk