Aroma Mistis Perang Ketupat Tempilang, sang Dukun pun Tiba-Tiba Kesurupan
"Gendang panjang, gendang Tempilang
Gendang disambit, kulet belulang
Tari kami tari Serimbang,
Tari untuk nyambut, tamu yang datang pada
perang ketupat"
Begitulah sekelumit pantun dan ritual yang di ucapkan seorang dukun pada pesta adat perang Ketupat di pantai pasir Kuning Tempilang, kabupaten Bangka Barat, Minggu (21/5/2017)
Ritual iringi syair lagu Timang Burong, (Menimang Burung) pengiring tari serimbang lembut dilantunkan. Lagu Timang Burong diiringi suara gendang penabuh serta alunan dawai mengiringi liuk gerak sejumlah penari remaja yang menyambut tamu.
Ritual tersebut di kenal dengan nama Penimbongan, yang di lakukan sebelum acara puncak perang ketupat. Konon menurut cerita ritual Penimbongan bertujuan memberi makan makhluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di darat. Sesajen berupa buah, sayur dan daging ini diletakkan di atas penimbong atau rumah-rumahan dari kayu menangor.
Seorang dukun laut berpenampilan serba hitam terlihat kesurupan. Seluruh tubuhnya mengelepar. Ia terus meronta, meminta sang dukun darat menampilkan tarian Timang Burong. Sejumlah pendekar lain, tampak berupaya menenangkan pria kesurupan tersebut.
" Seperadik (saudara) ooo, seperadik (saudara) tulong (tolong) puter lagu Timang Burong (menimang burong) luk," cetus sang dukun dalam posisi tergolek di pangkuan dukun-dukun lainnya, Minggu (21/5/2017).
Usai ritual Penimbongan, para dukun kembali mengadakan upacara Ngancak. Konon menurut kepercayaan, upacara Ngancak dimaksudkan memberi makan kepada makhluk halus penunggu laut.
Serupa dengan ritual Penimbongan, upacara Ngancak juga dilengkapi sesaji. Konon sesaji berupa yaitu buk pulot atau nasi ketan, telur rebus, dan pisang rejang di percaya sebagai makanan kesukaan siluman buaya.
Setelah semua ritual doa para dukun meletakkan puluhan ketupat di atas sehelai tikar pandan. Pada kesempatan itu, puluhan pemuda yang menjadi peserta perang ketupat juga saling berhadapan. Mereka di badi menjadi dua kelompok.
Tak berapa lama, suara peluit menggema menandakan di mulainya pesta adat perang ketupat. Dua kelompok pemuda itu lalu saling serang dan lempar menggunakan ketupat tersebut.
Kubangan debu membuat ritual semakin semarak. Seluruh pandangan pengunjung tertuju pada dua kelompok yang saling serang menggunakan ketupat itu.
Selang beberapa saat, genderang peluit kembali berkumandang menandakan berakhirnya pesta adat perang ketupat. Usai perang ketupat, ritual dilanjutkan pengarakan sesajen ke tengah laut.
" Upacara Ngancak ini dimaksudkan memberi makan kepada makhluk halus penunggu laut agar laut tetap terjaga, hasil melaut melimpah dan di jauhkan dari musibah," ujar salah satu dukun yang berada di atas panggung acara, Minggu (21/5/2017).
Bupati Bangka Barat, H Parhan Ali menghadiri pesta adat Perang Ketupat, di Kecamatan Tempilang, Minggu (21/5/2017) pagi.
Sejak pukul 06.00 rombongan kepala SKPD, asisten, staf ahli, kepala badan, pranata humas, Diskominfo, berkumpul di rumah dinas bupati di Jalan Jendral Sudirman, Muntok.
Ratusan warga dari berbagai penjuru berbondong-bondong memadati pantai Pasir Kuning yang mejadi tempat ritual dan pesta ada Perang Ketupat.
Tingginya animo masyarakat, membuat ruas jalan menuju Pantai Pasir Kuning tersendat. Sejumlah anggota kepolisian lalulintas Polres Babar di bantu jajaran Polsek Tempilang, tampak sibuk mengurai kemacetan lalu lintas.
"Ini pesta turun temurun, jadi tiap tahun kami mewakili pemerintah daerah Babar selalu hadir merayakan tradisi dan pesta ada perang ketupat ini," ujar Parhan sebelum bertolak ke Tempilang
Pesta adat Perang ketupat tahun jni dihadiri juga gubernur baru Babel Erzaldi Roesman.
Sebelum menuju Pantai Pasir Kuning, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Bupati Bangka Barat H Parhan Ali nganggung bareng warga di Masjid Jamik, Tempilang, Minggu (21/5/2017).
Nganggung bareng di hadiri Sekda Babar Yunan Helmi, Kapolres AKBP Hendro Kusmayadi Sik, Camat Tempilang, anggota DPRD Babar Dapil Tempilang Dafitri dan anggota DPRD Provinsi Babel Yusderahman, Kapolsek Tempilang Ipda Astrian Tomi, kepala SKPD di lingkungan Pemkab Babar,
Usai nganggung, rombongan gubernur dan bupati menuju Pantai Pasir Kuning.Tiba di sana, rombongan disambut tari Serimbang dari sanggar Pandan Wangi.
Pantai Pasir Kuning dijadikan lokasi acara adat Perang Ketupat.
Puncak Sedekah Ruwah
Tradisi Perang Ketupat ini sendiri merupakan puncak acara sedekah ruah di empat desa di kecamatan Tempilang.Untuk sedekah ruwah sendiri sudah dilakukan tanggal 15 Syakban lalu.
Pada puncak acara sedekah Ruwah di Tempilang, Minggu (21/5) ribuan warga dari pelosok pulau Bangka tampak terus berdatangan hingga siang hari ke Tempilang.
Kendati pihak kepolisian sudah memberlakukan jalan satu arah, kemacetan panjang tetap saja terjadi. Sementara rumah-rumah penduduk di Tempilang tampak terbuka lebar lengkap dengan penganan khas lebaran guna menyambut tamu yang datang bertamu.
Gubernur Bangka Belitung H Erzaldi Rosman, meminta semua pihak melestarikan budaya dan tradisi Perang Ketupat di Kecamatan Tempilang.
Bahkan dirinya berharap di tahun yang datang, perayaan pesta adat perang Ketupat lebih meriah dan semarak. Menurut Erzaldi, renananya akan berkordinasi dengan pemkab Babar terkait rencana pengtembangan dan promosi tradisi dan pesta adat perang ketupat.
" Saya minta semua lapisan masyarakat Tempilang terus melestarikan tradisi perang ketupat ini. Nanti saya dengan pak Bupati akan membahas hal itu. Kalau perlu buat lebih meriah lagi. Untuk itu perlu marketing-marketing dalam mempromosikan budaya dan pesta ada perang ketupat ini," ujar Erzaldi di sela-sela menghadiri pesta adat perang ketupat di pantai pasir Kuning, Tempilang, Minggu (21/5/2017).(*)